Kenapa manusia punya luka batin?
Kenapa manusia punya luka batin?
Sewaktu menempuh pendidikan kalimat diatas merupakan kalimat yang terbesit dalam hati dan pikiran saya. Kenapa ya manusia punya luka batin? Luka yang tidak mudah untuk dibersihkan bahkan butuh proses dalam pemulihan. Luka yang terkadang menganga dan hadirnya tanpa diundang. Luka yang tak kasat mata namun bepengaruh pada perjalanan kehidupan.
Dari mana luka batin itu hadir?
Bagaimana luka batin bisa sembuh?
“Seiring berjalannya waktu luka batin akan sembuh” kalimat ini terdengar sangat akrab namun ternyata luka batin tidak bisa sembuh seiring berjalannya waktu. Kita tidak bisa membiarkannya begitu saja, ada usaha-usaha yang bisa dilakukan untuk menyembuhkannya seperti energi, waktu serta komitmen.
Seringkali kita merasa baik-baik saja padahal jujur dengan diri sendiri bahwa its okay not to be okay merupakan langkah awal untuk mulai proses perjalanan menyembuhkannya. Mulailah jujur dengan diri sendiri. Jujur dengan apa yang kamu rasakan. Jujur pada diri sendiri memang bukan perihal yang mudah namun kamu bisa melakukannya.
Seringkali mendengar mengenai luka fisik namun jarang terdengar mengenai pembahasan luka batin. Luka fisik seperti ketika kita terjatuh dan menyadari lutut berdarah yang harus segera di bersihkan serta diobati, jika tidak- bisa saja terjadi infeksi. Sama halnya dengan luka batin, namun perbedaannya terletak pada luka batin yang tak terlihat.
“Dalam dunia psikologi, ada beberapa istilah yang dekat dengan luka batin: trauma, primal wound, unfinished business, dan lainnya. Setiap istilah memiliki sudut padang yang berbeda dalam memandang luka batin. Kita perlu memahami beberapa sudut pandang tersebut agar lebih bisa mengenali luka batin dalam diri”
Dari mana saya bisa mengetahui banyak hal mengenai luka batin?
Luka batin memang jarang sekali di bahas. Jika teman-teman ingin sekali mengetahui tentang luka batin, teman-teman bisa banget baca buku “YANG BELUM USAI dari Pijar Psikologi”. Buku ini akan mengajak kamu untuk kenal lebih dekat dengan luka batin. Adapun harapan yang tertuang pada buku ini oleh penulisnya “Semoga buku ini dapat membumikan pembicaraan mengenai luka batin selayaknya pembicaraan mengenai luka fisik saat kita terjatuh ketika menaiki sepeda. Semoga buku ini bisa membantu setiap orang yang merasa hidupnya sedang kacau karena ada luka batin yang belum selesai, dan akhirnya mau mengambil langkah untuk menemui tenaga profesional....”
Salah satu pembahasan mengenai luka batin pada buku ini tentang body shaming. “Sayangnya, sering kali orang yang melakukan body shaming tidak mengetahui bahwa yang ia lakukan termasuk perilaku body shaming. Seringkali ujaran-ujaran tersebut dilontarkan dengan mudah, dengan berlindung di balik kalimat “bercanda”. Nyatanya, ujaran ini lebih sering menimbulkan luka dibanding tawa.”
Buku
ini akan menambah wawasan kamu mengenai luka batin. Membantu mengenali luka
batin. Selain itu kamu juga akan memperoleh pengetahuan tentang hal yang bisa
dilakukan untuk menyembuhkan luka batin seperti self-healing, gratitude journal dan lainnya. Oh iya ada pembahasan
mengenai self-acceptance serta self-compassion. Pembahasan yang
disuguhkan dengan kalimat serta contoh yang mudah dipahami. Ketika membaca
mengenai self-compassion, saya jadi
teringat pembahasan salah satu variabel penelitian skripsi saya yaitu self-compassion. Setahun yang lalu tidak
banyak yang membahas mengenai self-compassion,
ada yang membahas namun buku dan jurnal rata-rata bahasa inggris semua yang
mengharuskan saya untuk translate dan
memahami berkali-kali.
Terimakasih Tim Pijar Psikologi
Alhamdulillah buku ini telah hadir :’)
This book highly recomended
Kagum, ketika membacanya hingga selesai saya tidak menemukan typo pada buku ini sama seperti buku loving the wounded soul. Kamu bisa memperoleh buku ini di toko buku terdekatmu dan bisa juga baca di Gramedia Digital. Beli bukunya yang original ya guys (love)
Judul Buku : Yang Belum Usai. Kenapa manusia punya luka batin?
Comments