review buku: Loving The Wounded Soul
LOVING THE WOUNDED SOUL
“Alasan dan Tujuan Depresi Hadir di Hidup Manusia”
Penulis: Regis Machdy
Menyalahkan mereka yang telah memberi luka tidak akan menyelesaikan masalah. Namun, Menarik diri sesaat dapat membantu kita memahami asal muasal pikiran negatif kita -Regis Machdy
“Ketajaman
analitis Regis sebagai ilmuwan psikologi juga menyentuh perasaan pembaca dengan
pengalaman konkretnya sebagai orang yang mengalami depresi”
-Prof. Dr. Sawitri Supardi Sadarjoen, Psi. Klin
Loving the wounded soul. Buku yang saya
tunggu-tunggu kehadirannya. Buku ini menjadi sahabat saya di bulan Februari
tahun 2020. Sebelum menuliskan riview buku, saya mau mengucapkan terimakasih
kepada Penulis yang telah menuliskan rangkaian kata yang dikemas dalam buku Loving the wounded soul. Rangkaian kata
yang sangat mudah di pahami bagi pembaca. Saya menyadari bahwa menuliskan
rangkaian kata yang bermakna hingga mudah dipahami bukanlah hal yang mudah.
Namun penulis berhasil mewujudkannya. Sekali lagi terimakasih telah menulis
buku ini.
“....Berbeda
dengan buku psikologi yang biasanya ditulis dengan gaya berat, buku ini ditulis
dengan ringan dan mudah untuk di ikuti..”- Maurilla Imron
Identitas Buku
Judul Buku : Loving
The Wounded Soul
Penulis :
Regis Machdy
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Tahun :
2019
ISBN : 9786020633701
Buku berjudul loving the wounded soul merupakan salah satu buku yang membuat
pembacanya menjadi lebih menyadari pentingnya kesehatan mental. Membaca buku
ini layaknya air jernih yang mengalir. Membawa ketenangan dan memberikan
pengetahuan. Pengetahuan yang mendalam tak terkesan menggurui.
Cover buku loving the wounded soul mewakili
individu-individu yang mengalami depresi. Siapapun bisa mengalami depresi baik
itu perempuan bahkan laki-laki, tua bahkan muda, kaya bahkan yang tidak,
berpendidikan tinggi atau tidak serta latar belakang yang berbeda.
Penulis juga mengatakan bahwa:
“Buku ini saya tulis dalam waktu dan sasana
hati yang berbeda-beda, maka Anda akan melihat sisi kemanusiaan saya. Ada
saatnya saya sangat detail memberi penjelasan dengan banyak konsep dan contoh
konkret. Ada saatnya saya mengesampingkan semua bukti ilmiah dan berfokus pada
pengalaman pribadi alias “curhat colongan”. .....”
Penulis
memberikan tips cara menggunakan buku
ini. Tips yang diberikan penulis sangat membantu pembaca untuk menikmati
buku ini. Penulis juga menuliskan bahwa pembaca tidak perlu membaca secara
runtut dan menamatkan semua bab jika tidak sedang membutuhkannya. Pemahaman yang
diperoleh lebih komprehensif jika pembaca dapat membaca semua isi buku loving the wounded soul. Buku ini juga
lingkapi dengan daftar istilah yang digunakan dalam bidang psikologi seperti gangguan depresi mayor, nature vs nurture dsb.
Selain itu, buku ini dilengkapi dengan pustaka acuan.
Bagaimana cara saya menikmati buku ini?
Saya membacanya dari lembar pertama hingga
selesai. Menurut pengalaman saya, kamu harus membacanya dari awal hingga selesai.
Biar lebih memahami isi buku dan pesan yang ingin disampaikan penulis. Kamu akan
ketagihan membaca setiap lembarnya. Setiap bab-nya saling berkaitan satu sama
lain. Rekomendasi buat siapapun yang ingin memahami diri dan orang lain.
Bagian pertama buku loving the wounded soul membahas tentang memahami kesehatan mental.
Stres: Normalkah?; ‘penyakit’ Mental: Apakah Depresi Sebuah Penyakit?.
Pertanyaan-pertanyaan pada umunya sering ditanyakan.
Bagian kedua mengenai ciri-ciri depresi.
Depresi Klinis: Apa bedanya dengan Sedih Biasa?; Relapse: Sialnya Depresi itu Kambuhan; Ketidaknyamanan Fisik:
Depresi Membuat Sakit Sekujur Tubuh. Dibagian ini kamu akan mendapatkan
pengetahuan baru dan memahami diri bukan berarti self-diagnosed ya. Self-diagnosed
sangat tidak dianjurkan. Jika ada sesuatu hal yang mengganjal dalam diri
kamu, kamu bisa banget ke psikolog dan psikiater untuk memberikan pertolongan
kepada diri kamu.
Bagian ketiga buku ini menjelaskan bahwa siapapun bisa depresi. Siapapun bisa
depresi, benarkah? Di bagian ini dijelaskan dengan kalimat yang mudah dipahami
serta ada kajian ilmiahnya seperti perempuan dan laki-laki bisa terkena
depresi, ekstrover juga bisa depresi bukan hanya introver.
Bagian ke-empat dijelaskan mengenai faktor
biologis mengenai gen, struktur otak, zat kimiawi di otak dan mikroba yaitu
kesehatan usus usus dan mental saling berkaitan.
Bagian ke-lima membahas mengenai faktor
eksternal yaitu toxic relationship, kehidupan
modern, budaya, alam dan kehamilan. Terakhir bagian ke-enam.
Semua bagian
di buku ini saling terhubung satu sama lain. Ada bagian yang menarik yaitu
ketika penulis menuliskan kisahnya ketika berkonsultasi dan di terapi oleh
seorang psikolog. Penulis juga menceritakan pengalamannya ketika menghadapi
depresi di musim dingin. Kejujuran penulis dalam menceritakan pengalamannya
membuat buku ini makin hidup. Saya menikmati setiap rangkaian kata yang
disampaikan penulis. Selain itu pengalaman yang disampaikan juga membuat
pembaca mudah memahami buku ini.
Selain
menceritakan tentang kisahnya, ada kata-kata yang saya highlight dibuku ini untuk self-reminder
seperti:
“Tidak sedikit orangtua yang sebenarnya belum siap menjadi figur
ayah atau ibu, bahkan belum mampu menyelesaikan emosinya sendiri ketika anak
telah lahir. Masih ada beberapa orang yang akhirnya memutuskan menikah atau
memiliki anak karena berpandangan bahwa usianya sudah “cukup”, tetapi
mengabaikan kesiapan dirinya sendiri. Mereka berpikir menjadi orangtua adalah
hal yang terjadi begitu saja, tidak perlu memahaminya sebelumnya baik bertanya
kepada orang yang berpengalaman ataupun membaca buku. Padahal, ketika bekerja,
mereka melakukan persiapan selama enam belas tahun masa pendidikan formal!”
Kutipan
diatas menjadi pengingat diri bahwa menikah bukan hanya sekedar merayakan hari
pernikahan. Menikah butuh persiapan yang matang dan bisa bekerjasama dengan
pasangan dalam membangun suatu hubungan yang sehat. Bukan hanya hubungan saya
dan dia namun juga hubungan dengan orangtua, keluarganya dan anak.
Penasarankan dengan isi buku-nya?
Sebelum membacanya saya juga penasaran. Saya
menantikan buku ini sejak pertama kali buku ini diterbitkan. Akhirnya buku ini
hadir di toko buku langganan saya. Rasanya senang sekali ketika ketemu buku ini
:'). Membaca buku ini akan menambah pengetahuan kamu mengenai kesehatan mental.
Untuk
melegahkan rasa penasaran kamu. Kamu bisa banget beli buku Loving the wounded soul di
toko buku terdekat. Buat kamu yang ingin membeli buku ini saya harap kamu
membeli buku yang ORIGINAL. Membeli
buku original berarti kamu telah menghargai karya penulisnya. Belum bisa beli
yang original nih gimana? Kamu bisa banget minjam buku teman kamu, cara ini
lebih terhormat dibandingkan kamu membeli buku bajakan. Tips dari saya buat kamu yang ingin membeli buku adalah
dengan cara menabung. FYI saya
membeli buku ini di Gramedia World Palembang dengan harga Rp. 97.000
(Sumatera). Untuk harga Pulau Jawa Rp. 88.000. Sekian ulasan dari saya.
Terimakasih sudah membaca.
Selamat Membaca dan Menikmati Buku
Loving
the wounded soul
Salam Hangat
Anjani
Comments