Kekhawatiran seorang Ayah


Khawatir
Khawatir.
Kekhawatiran.




Setiap orang pernah mengalami kekhawatiran. Khawatir akan sesuatu hal yang subjeknya bisa berbeda. Kali ini mau ngobrol bareng tentang kekhawatiran seorang ayah. Kekhawatiran ayah dengan anak perempuannya. Mungkin diluar sana ada banyak ayah yang khawatir akan anak perempuannya terutama ketika anak perempuan beranjak remaja. 

Masa remaja merupakan masa dimana seorang anak masih labil. Masa memiliki keingintahuan dan rasa penasaran yang cukup tinggi. Masa yang cukup rawan.

Pada saat saya remaja, banyak hal yang diwejangkan ayah kepada saya. wejangan tersebut berupa nasihat. Nasihat yang diperoleh dari pengalaman di masa remajanya. Memberi tahu batasan-batasan yang perlu diketahui beserta alasannya agar tidak salah arah dan salah langkah. Ketika anak perempuan pertamanya mampu melewati masa-masa remaja , ayah terlihat legah. Kalau kata ayah “Ayah tidak menuntut banyak hal dari kamu, yang penting kamu mampu dan bisa menjaga diri itu sudah membuatnya bersyukur”. Nasihat dan amanah ayah kala itu saya rawat dan jaga baik-baik.

Setelah melewati masa-masa remaja saya beranjak ke masa dewasa awal. Saat itu saya berada di bangku perkuliahan. Sebelum menempuh pendidikan di tanah rantau, saya diberi pesan dan nasihat oleh keluarga besar. Tak jarang mereka berkata bahwa masa perkuliahan merupakan masa yang paling rawan, mereka tidak mengekang hanya memberi nasihat dan menceritakan pengalaman. Pengalaman yang diceritakan oleh sepupu-sepupu sangat membantu saya dalam mempersiapkan diri menjalani kehidupan perkuliahan. Mereka juga berkata bahwa tak jarang beberapa orang terpengaruh oleh lingkungan sekitar yang kurang baik dan juga mengalami kecelakaan (kecelakaan dalam tanda kutip bukan kecelakaan berkendara). “Kamu harus bisa menjaga diri, ikut kegiatan-kegiatan positif dan kelilingi dirimu dengan orang-orang yang baik” kata sepupu.  

Ya Allah, lindungilah hamba dari marabahaya masukanlah hamba ke dalam golongan hamba-hambamu yang sholeh. Ya Allah hamba memohon kepadamu bantu hamba dalam menjaga diri dan menjaga amanah. Selalu dalam lindungan-Mu ya Allah aamiin”

Doa yang dipanjatkan setelah menyelesaikan sholat wajib. Alhamdulillah selama masa perkuliahan saya dikelilingi oleh orang-orang yang baik dan positif. Dimulai dari lingkungan kos-an, program studi dan organisasi. Setiap mau berpergian, saya selalu meninggalkan pesan singkat kepada orangtua saya. Memberi kabar tentang pergi karena ikut kegiatan apa, kemana dan dengan siapa. Seringkali setiap pagi bahkan malam atau kapan pun, ayah menelpon untuk menanyai kabar saya dan memastikan bahwa kondisi saya baik-baik saja. Komunikasi yang terjalin baik dengan orangtua ketika di tanah perantauan itu sangatlah penting menurut saya. Menambah energi dikala diri mulai letih dengan segala tugas serta kewajiban seorang pelajar, menjaga amanah dan tidak mencari perhatian berlebih terutama sama yang bukan mahram. 

Seringkali saya diledek beberapa teman saya karena single. “Saya tidak percaya kalau kamu single” sautnya. Bahkan mereka seringkali tidak percaya bahwa selama perkuliahan saya memilih menjadi single. Single adalah suatu prinsip dan setiap orang punya prinsip yang berbeda. Kala itu kasih sayang dan perhatian yang diberikan oleh orangtua saya sudah lebih dari cukup sehingga saya tidak mencari perhatian kesana-kemari pada orang yang belum pasti. Di masa perkuliahan saya manfaatkan waktu dengan kegiatan yang dapat membantu mempersiapkan diri untuk dikemudian hari seperti megikuti kegiatan organisasi jadi ga terlalu kepikiran untuk pacaran. Hal yang memperkuat untuk tidak pacaran kala itu adalah ketika sesi sharing dengan teman-teman saya, kayak ngobrol-ngobrol ringan. Waktu itu dia sempat berkata “Yakali jan lagian kalo pacaran pun juga belum tentu jadi jodoh kan” kebetulan yang ngomongin ini teman laki-laki (tapi saya tidak mengeneralisir). Dalam hati aku bergumam “lhaaa kenapa kamu pacaran kalau dirmu sendiri belum yakin itu jodohmu :)”. Sepulangnya saya mengingatkan diri sendiri “Hi diriku, jangan sampai waktumu sia-sia untuk menjaga jodoh orang lain, mari nikmati dan selesaikan dulu perkuliahan ini, perjalananmu masih panjang” menghela nafas

Seiring bejalannya waktu, alhamdulillah bisa menyelesaikan perkuliahan. Perkuliahan diselesaikan selama  3 tahun 10 bulan pada tahun 2019. Rasanya legah sekali ketika menyelesaikan perkuliahan. Hal yang membuat saya terharu ketika melihat orangtua dan keluarga yang bela-belain untuk menghadiri dan menemani saya wisuda. Hari yang special. Ada kata-kata yang membuat saya terharu selain selamat atas pencapaianmu yaitu “Alhamdulillah, terimakasih nak sudah mampu menyelesaikan perkuliahan, terimakasih sudah menjaga amanah, terimakasih sudah menikmati proses perkuliahan, ayah mama bangga :’)”.

Ada kalimat yang saya tulis sebagai pengingat diri, kalimat ini saya peroleh dari kegiatan seminar di masa perkuliahan:

“Hal yang paling sulit itu adalah menjaga bukan meraih

Comments

Popular Posts