Terkadang kita sibuk mencari bukan menjadi

Terkadang kita sibuk mencari bukan menjadi

Pagi ini saya mau menuliskan hal-hal yang hadir dalam pikiran saya. hal-hal yang akhir-akhir ini jadi concern dan prioritas saya. Hal yang saya pikirkan sejak masih duduk di perkuliahan. Hal yang dimana merupakan tempat proses belajar dikehidupan. Hal yang bermakna bukan hanya untuk diri sendiri namun juga untuk sesama yaitu keluarga.

Di usia dewasa awal ini rasanya membahas perihal pasangan bukanlah mengenai hal yang menyenangkan saja, bukan juga menerapkan drama-drama kalau berantem bakalan di bujuk rayu lalu ngambek-ngambekan sambil bilang “kamu ga sayang aku lagi ya, kita putus saja”. Bukan. Menurut saya hal itu adalah suatu hal yang remeh temeh yang terkadang diperbesar masalahnya. Gimana kalau memang suatu saat menikah? Masihkah tingkah kekanak-kanakkan itu digunakan? Apakah kita akan melampiaskan amarah dan kekesalan diri pada pasangan bahkan anak? Masihkah kita mau menggunakan drama dengan kata-kata “kita putus saja atau yaudahlah ya kita sudahi saja” Saya rasa tidak ada yang mau seperti ini ketika menikah.

Saya yakin semua orang menginginkan pernikahan yang sakinah-mawaddah-warohmah. Jika semua orang mengetahui visi dan misi menikah, saya rasa akan mempersiapkannya dengan baik sebelum memulainya. Tapi, “gimana mau mempersiapkan tentang pernikahan kalau belum ada calonnya? Tunggu ada calonnya ajalah baru mau mempersiapkan diri kan masih ada waktu 3 bulan lagi sebelum akad nikah. Nanti aja deh persiapannya kan mau kerja/ kuliah dulu, aku belum kepikiran tentang menikah”. Ternyata ada banyak alasan pribadi yang mengkeukehkah mengenai persiapan pernikahan. Alasan yang beragam. 

Tenang, ini bukan perihal persiapan acara pernikahan namun tentang perisapan kehidupan pernikahan. 

“Nanti dulu deh bahas soal nikah. Sepertinya aku mau cari pasangan yang baik, cantik/tampan, sabar, penyayang, sholeh/a, rajin, patuh dengan orangtuanya, rajin beribadah, .......dengan kriteria lainnya.”

Okay baiklah...

  • Apakah kamu sudah sesuai dengan kriteria yang kamu tentukan? 
  • Apakah kamu sudah menjadi seperti apa yang kamu inginkan? 
  • Atau jangan-jangan ternyata banyak hal yang kita inginkan pada dasarnya tidak ada pada diri kita?
Ada kalimat pengingat diri yang saya temukan di lini masa sosial media. Menurut saya ini pas banget dan sebagai pengingat diri juga. Kamu bisa follow instagramnya @rabbitholeid. Saya mengikuti instagram ini sejak saya masih duduk di bangku perkuliahan, awalnya ngikutin karena mau beliin adik sepupu saya hadiah buku untuk stimulus perkembangannya mengenai emosi. Seiring berjalannya waktu akun ini menjadi platform belajar mengenai kehidupan pernikahan.



Yuk mulai memantaskan diri. Seandainya belum ada calonnya gapapa, mulai memantaskan diri dari sekarang karena akan memiliki banyak kebermanfaatan. Mari kita kita mulai memperbaiki kata-kata yang kita harapkan-menjadi:



Yang di Harapkan

Menjadi

Agama yang baik

Seseorang yang baik Agamanya

Sholeh/Sholeha

Seseorang yang sholeh/sholeha

Sabar

Seseorang yang senantiasa belajar bersabar

Pandai mengelola emosi

Seseorang yang senantiasa belajar mengelola emosi

Pola hidup sehat

Seseorang yang mulai sekarang menjaga pola hidup sehat

............................

.............................



Yuk mulai dari sekarang mempersiapkan diri dan berbenah diri. Mulai dari diri sendiri. Semoga suatu saat nanti kamu mendapatkan seorang yang satu frekuensi. Berusaha dan berdoa.


Mulai menjadi seperti kriteria yang kamu tentukan. Bisa? 

 

Teruntuk sahabatku perempuan yang sedang dalam penantian. Di masa-masa penantian ini mari berbenah diri dan belajar banyak hal yang akan bermanfaat untuk kehidupan berumah tangga nanti. Kamu akan menjadi penyejuk hati bagi suami dan anak-anak dirumah.

Comments

Popular Posts