Proses mencintai diri "Detoks Media Sosial" #part1

 


Mulai dua hari yang lalu saya off sosial media untuk waktu yang belum ditentukan. Biasanya saya off selama 6 hari bahkan sampai satu bulan. Hal ini seringkali saya terapin ke diri tiap bulannya. 

Saya benar-benar mau ngedetox diri dari paparan sosial media. Kalo bahasa saya adalah puasa sosmed. Sebenarnya sosial media memiliki banyak manfaat tapi ada juga hal negatifnya. Paparan informasi dari sosial media merupakan hal yang diluar kendali saya tapi ada banyak hal yang bisa saya kendalikan salah satunya memberi jeda terhadap sosial media. 

Alhamdulillah
Saya bersyukur banget karena saya menyadari alarm yang ada didalam diri. Saya menyadari bahwa saya lagi ga baik-baik saja. Akhir-akhir ini bahkan selama masa pandemi yang telah dilalui seringkali saya kelelahan bahkan jatuh sakit. 

Setelah selesai kuliah, pekerjaan saya jadi lebih banyak dari biasanya walaupun belum kerja tetap. Saya bersyukur banget diberi kesempatan untuk bisa hadir secara utuh untuk keluarga dan orang-orang terdekat. Sebagai anak pertama dan cucu tertua seringkali saya merasa banyak banget hal yang dibebani ke diri saya. Mulai dari saya harus begini dan begitu, bisa ini dan itu, dituntut harus serba bisa dan multitalenta yang pada akhirnya bikin diri ini capek dan kelelahan. Adakalanya butuh istirahat. Yes ketika mau istirahat harus izin atau ngasih tau dulu kalau saya butuh istirahat sesederhana tidur siang. Kok kudu izin, biar apa sih emangnya? Biar pas lagi tidur ga dijeritin panggil-panggil disuruh ini dan itu. Sesederhana itu untuk merasakan kenikmatan tidur siang.

Saya mulai menyadari kalo tenaga saya ada batasnya. Saya juga menyadari bahwa bukan hanya ponsel yang butuh di isi daya tapi diri saya juga. 

Sekarang saya mulai mendengarkan suara hati, sebenarnya hal apa yang saya butuhkan dan hal apa yang ingin saya raih. Saya mulai menemukan value dalam diri. Saya mulai belajar mengembangkan skills yang dimiliki, rasanya saat ini belajar bukanlah suatu alasan agar mendapatkan sesuatu tapi bagi saya belajar merupakan suatu kebutuhan. Saya benar-benar butuh belajar. Belajar mengenai human dan hal-hal disekitarnya. Prinsip kalo saya belajar bukan hanya untuk diri sendiri, tapi bermanfaat untuk sesama.

Sekarang saya menyadari kapan diri butuh istirahat supaya nantinya hal yang dikerjain bisa maksimal. Secara perlahan saya mulai konsisten menerapkan self-compassion dalam diri. 

Mulai mencintai diri secara utuh supaya bisa memberi kebermanfaatan untuk sesama. Saya mulai mencintai diri agar bisa mencintai orang-orang disekitar secara utuh. Saya menyadari kalo self-compassion dan mencintai diri ini merupakan suatu proses seumur hidup saya dimuka bumi. 

Mencintai diri
Mencintai diri bukanlah hal yang egois. Orang yang egois malah orang yang tidak mampu mencintai dirinya. Ketika saya lagi belajar mencintai diri bukan berarti tidak bisa mencintai orang lain. Bisa banget dua-duanya berjalan beriringan.

Semoga seiring berjalannya waktu saya bisa lebih seimbang. Semoga seiring berjalannya waktu saya bisa bertumbuh bersama diri dan orang-orang yang berarti dalam hidup saya. Semoga saya bisa menebar manfaat kepada sesama dimulai dari hal kecil dan sederhana. Sesederhana menggunakan perkataan baik yang nyaman untuk didengar serta perilaku yang berkenan dengan orang-orang sekitar. 

Saya mengizinkan diri untuk
Merasakan kebahagiaan
Merasakan kedamaian
Merasakan hal baik yang hadir dalam kehidupan

Semoga langkah kaki ini selalu dalam lindungan-Nya
Semoga kehidupan ini menjadi berkah dan bermanfaat untuk sesama 

Aamiin...

Withlove
Jani

Comments

Popular Posts